SOUNDRENALINE 2017 – UNITED WE LOUD
Sintingg!! Iya akunya yang sinting.
Day 1
Gak ada
libur, gak ada longweekend. Tapi bela-belain ke Bali demi nonton Soundrenaline
2017.
Semua
berawal dari obrolan ngalor-ngidul pada suatu malam. A : “Nonton Soundrenaline
yuk?” B (Aku) : ?????, dan akhirnya kita pun memutuskan untuk nonton. Mulai
sibuk cari-cari tiket nontonnya, tiket pesawat, cari hotel yang murah dan dekat
venue.
(Merapi Merbabu dari Ketinggian)
Tapi
sebelum ngasih ijin ke diri sendiri untuk liburan, aku bikin semacam target yang
harus aku capai. Ini sangat manjur dan bikin less feeling guilty karna udah jalan-jalan di saat gak ada jatah
liburan. Jadi aku nargetin untuk bisa mencapai nilai toefl sekian. Tiap hari
habis pulang kerja aku belajar 1 jam. And finally
nilai toeflku naik, senang. Liburan akhirnya bisa terlaksana tanpa terbebani.
Soundrenaline
2017 ini jatuh pada tanggal 9-10 September 2017 di Garuda Wisnu Kencana.Yeay Bali lagii. Berangkat dari Jogja
Sabtu penerbangan pagi. Ini penerbangan pertamaku ke Bali lewat Ngurah Rai
Internasional Airport. Sebelumnya udah pernah ke Bali, pas jaman galau akut
tahun 2013, naik kereta Sri Tanjung dari Lempunyangan ke Banyuwangi terus
lanjut naik Fery dari Ketapang ke Gilimanuk yang berakhir nyampai di Denpasar
jam 3 pagi. Sendirian. Kalo inget ini masih suka amazing sama perilaku diri sendiri yang terkadang impulsif :D tapi
sebenarnya kapan-kapan pengen nyoba lagi jalan jauh kemana gitu sendiri tanpa
rencana. Perjalanan kedua kemarin April lewat jalur darat-laut Lombok.
Berhubung dapat
hotel di daerah Kedonganan, kita memutuskan buat sewa motor. For your tips, jangan booking sewa motor dekat hari H big event, soalnya kemarin aku telpon
penyewaan motor H-1 berangkat, alhasil banyak yang udah full booked. Setelah browsing telpon sana sini dan beberapa kali ditolak
karna full booked akhirnya dapat. Sewa
motornya gak terlalu mahal kok, per hari 70 ribu dan udah dapat 2 helm lengkap
sama surat-suratnya dan motornya dianter ke Bandara saat pengantaran dan
pengembalian. Kermarin itu aku pakai jasa agen Bali Jaya Trans (Agus –
081999009090). Ownernya lumayan ramah dan enak buat diajak kerjasama.
Karna jam check-in hotel masih 14.00, gak boleh early chechk-in dan nyampai di hotel jam
11.00, jadilah kita jalan-jalan dulu. Untung barang bawaan bisa dititip di
hotel, jadi gak usah repot-repot bawa tas ransel besar ke pantai. Tujuan kita
kali ini pantai di sekitaran Nusa Dua. Pantai di sepanjang deretan hotel Nusa
Dua ini bisa dikunjungi dan dijadikan tempat bermain, walau kadang Bapak-Bapak
Satpamnya ngeliatin.
(Pantai Nusa Dua )
Puas
foto-foto (iya tujuan utama emang
foto-foto haha) akhirnya kita memutuskan buat pulang, apalagi ditambah
perut yang udah menjerit minta diisi, maklum anaknya emang suka laperan.
Seperti biasa kalo ke Bali rasanya kurang lengkap kalo gak makan bigul, jadi
kita memutuskan untuk lagi-lagi makan bigul yang nemu seadanya di perjalanan
dari Pantai Nusadua ke penginapan. Entah ini cuman sugesti atau perasaan kita
aja atau emang karna kebetulan, tapi hampir setiap kali kita masuk rumah makan
pasti langsung diikuti banyak pengunjung lain yang menyusul dari yang tadinya
pengunjungnya sepi. Ini salah satu hal random yang bikin seneng.
Pulang ke
hotel, siap-siap dan pukul 16.00 kita berangkat ke GWK, rasanya gak sabar pengen
nonton Andien, Naif, Isyana dan masih banyak lagi. Pas di perjalanan menuju GWK
matahari senjanya cantik banget, sebagai seorang pecinta matahari senja rasanya
gak rela untuk melewatkannya gitu aja. Entah kenapa melihat sunset itu selalu
menghipnotis, selalu. Jadinya kita mampir sebentar di Pantai Jimbaran, dan
keputusan untuk mampir ini menjadi salah satu keputusan yang membawa
kebahagiaan tersendiri pada hari itu.
(Sunset di
Pantai Jimbaran)
This is why I always love sunset, it’s makes everyhting look
beautiful.
Sampai di
GWK ternyata udah ramai banget, jadinya kita kebagian parkir yang agak jauh.
Pemeriksaan keamanan di lokasi juga lumayan ketat, muai dari awal di pintu
gerbang, cetak tiket di kios-kios yang disediakan (ada kios dari indomaret,
bank, dan kios yang disediakan kebanyakan dari media yang menjual tiketnya
secara online yaitu kiostix), habis cetak tiket ada pintu gerbang pemeriksaan
keamanan lagi. Dan di pintu gerbang kedua ini gak diperbolehkan untuk bawa
makanan dan minuman dari luar, kalau mau tetap bawa minuman harus dituang ke
dalam kantong plastik. Sebenarnya gak usah khawatir kelaperan disini, karena di
dalam banyak penjual makanan walaupun agak sedikit mahal.
Dari sekian
banyak band dan penyanyi yang tampil di hari pertama, aku tertarik sama penampilan
Band Naif, sebelumnya aku biasa aja sama band ini. Gak terlalu suka tapi bukan
yang gak suka juga. Tapi pas nonton kemarin energinya rasanya luar biasa, sang
vokalis bisa membuat orang yang gak hafal lagunya pun ikut bergoyang. Senang.
Dan pertunjukan hari pertama ditutup dengan penampilan dari JET. Yes, that
“look what you’ve done” band. Eventually, satu-satunya lagu JET yang lumayan
tau dan hafal cuman lagu itu, tapi bela-belain nunggu sampai jam 12 malam cuman
sampai dengerin lagu itu dinyanyiin secara langsung.
Day 2
Higlight
dari hari kedua sebenarnya adalah nonton Payung Teduh (lebih tepatnya lagu
Akad) dan Tulus. Tapi sesuatu yang tak diduga tak disangka tak dinyana terjadi
sebelum kita nonton, sesuatu yang bikin sulit lupa dan terbayang-bayang terus.
Jadi ceritanya pas mau makan siang hari kedua, seperti biasa kita kebingungan
mau makan siang dimana, di tengah jalan pas lagi nyari-nyari tempat makan kita
ngelewati rumah makan Chinese Food namanya Formosa Chinese Seafood Resto. Awal
kita masuk kesannya kok sepi banget ya, udah gitu tempatnya kayak restoran
mahal yang gak sanggup buat kita bayar. Kita benar-benar jadi pelanggan pertama
dan sempet kepikiran buat keluar dan gak jadi makan disana. Tapi karna malu
udah kepalang duduk kita memutuskan tetap ngelanjutin pesan makanan.
Setelah
tanya menu yang paling recommended ke
mbak-mbak yang ngasih menu, akhirnya kita pesan Otoro Fish Soup Rice, Deep
Fried Baby Stringbean with Salt & Pepper (Baby buncis goreng dengan cabe
garam), Squid Steam with garlic dan Tahu Telur Asin. Pas lihat menu, kita agak
kecewa, kok gak ada tahu telur asin ya, pas ditanyain ternyata ada cuman emang
gak ditulis di menu. And surprisngly this
one just the best. Rasanya itu benar-benar numero uno.
(Otoru Fish Soup Rice) Bentukannya emang agak gimana gitu, tapi rasanya mantap, bikin nagih.
(Squid Tim dengan Bawang Putih)
(Goreng Baby Buncis dengan Cabe Garam)
(Tahu Telur Asin My Love)
This is s goooooooood, I’m just wanna cry.
Anaknya emang suka tiba-tiba norak kalau disodorin makanan enak.
(Tahu Telur Asin My Love Banget)
Foto makanan diatas adalah salah satu yang terbaik dari perjalanan kemarin.
Senja yang
cantik, duduk di lapangan terbuka, makanan, musik dan orang yang kita cintai.
Sempurna.
Sampai
bertemu di Senja Cantik selanjutnya.
Komentar
Posting Komentar